Pesan kemakmuran lingkungan surah at-Tīn dalam tafsir al-Burhân
Al-Qur’an sebagai petunjuk kehidupan memberikan ruang bagi para otoritatif dalam menginterpretasikannya sesuai dengan kondisi dan masanya. Haji Abdul Karim Amrullah (HAKA) dikenal sebagai tokoh agama di Indonesia, dalam kenyataannya juga ikut serta pada penginterpretasian Al-Qur’an. Hal ini te...
| Main Authors: | , , |
|---|---|
| Format: | Article |
| Language: | English |
| Published: |
Penerbit Universiti Kebangsaan Malaysia
2023
|
| Online Access: | http://journalarticle.ukm.my/23075/ http://journalarticle.ukm.my/23075/1/al-Turath_8_2_4.pdf |
| Summary: | Al-Qur’an sebagai petunjuk kehidupan memberikan ruang bagi para otoritatif dalam
menginterpretasikannya sesuai dengan kondisi dan masanya. Haji Abdul Karim Amrullah
(HAKA) dikenal sebagai tokoh agama di Indonesia, dalam kenyataannya juga ikut serta pada
penginterpretasian Al-Qur’an. Hal ini terbukti dengan karyanya kitab tafsir Al-Burhân. Hadirnya
penginterpretasian terhadap al-Qur’an memberikan petunjuk yang jelas dan memperkuat
eksistensi al-Qur’an sebagai pedoman memberikan solusi dalam segala permasalahan. Adapun
salah satu permasalahan yang sampai saat ini masih problematik yaitu tentang lingkungan.
Sehingga diperlukan relevansi yang kuat dalam penyelesaian problem dengan berbasis petunjuk
dari al-Qur’an (intrepretasi). Pendekatan yang digunakan penulis yaitu (library research) dengan
teknik deskriptif kualitatif yang fokus pada sumber tertulis, khususnya tafsir Al-Burhân karya
Haji Abdul Karim Amrullah yang menjadi rujukan utama. Dalam pengumpulan data, peneliti
menggunakan teknik penelusuran penafsiran surah at-Tīn dalam Tafsir Al-Burhân dan beberapa
referensi penunjang lainnya yang relevan baik bersumber dari buku, jurnal, maupun web-site.
Adapun Hasil yang ditemukan bahwa penafsiran Surah At-Tin dalam Tafsir Al-Burhân
memberikan pesan kepedulian terhadap lingkungan. Penyebutan kata “tīn” menunjukkan nama
buah yang memiliki manfaat sampai kepada kulitnya sekalipun, dan “zaitūn” yang memiliki
manfaat bagi kehidupan. Selain itu, kata “tīn” dan “zaitūn” juga diintrepretasikan sebagai makna
tempat yang agung dan berkah. Sementara pada ayat selanjutnya kata “baladil amīn” ditafsirkan
sebagai satu tempat yang aman bagi manusia, hewan dan tumbuhan. Penyebutan manusia
sebagai makhluk yang terbaik pada ayat selanjutnya menunjukkan bahwa manusia memiliki
peranan yang penting dengan kemakmuran dan penjagaan lingkungan. Sehingga keharmonisan
antara beberapa elemen makhluk hidup dengan kemakmuran lingkungan ditandai dengan
tumbuhnya pohon dan tanaman yang memberi dan mampu diberdayakan dengan pemberian
terbaik Allah kepada manusia yaitu akal untuk dapat dimanfaatkan sehingga terbentuklah
“baladil amīn” yang menyelaraskan hubungan alam (lingkungan) dan makhluk hidup. |
|---|